PASAR PUNDENSARI, PASAR WISATA KULINER SEBAGAI PUSAT KEGIATAN SOSIAL EKONOMI LOKAL

Pasar Pundensari merupakan salah satu kegiatan desa wisata yang diinisiasi oleh gerakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) masyarakat Desa Gunungsari, Madiun. Kegiatan Pasar Pundensari ini diselenggarakan pada Hari Minggu pagi di setiap minggunya dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi serta melestarikan adat dan budaya melalui pengembangan potensi sumber daya lokal yang ada. Pasar Pundensari lahir bermula dari partisipasi dan keinginan masyarakat untuk menjadikan desa tempat tinggalnya menjadi sebuah destinasi wisata. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk menarik minat wisatawan, tetapi juga sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan sumber pendapatan mereka.

Pasar Pundensari didirikan dengan nuansa tradisional budaya lokal yang kental dengan suasana alam pedesaan yang hijau dan asri. Lokasi pasar ini dibangun di area persawahan dengan memanfaatkan bambu dan kayu pada gazebo-gazebo sebagai struktur bangunannya. Pemilihan material bambu dan kayu ini bertujuan untuk memberikan citra alami yang estetik dan hangat serta ramah lingkungan. Nilai estetika alami dari bambu dapat menyajikan sentuhan budaya lokal yang istimewa dan menghasilkan keindahan antara bangunan dengan lingkungan sekitarnya, sehingga tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional tetapi juga berkontribusi pada pelestarian budaya dan lingkungan di pedesaan.

Pasar Pundensari memiliki inovasi dan keunikan tersendiri dari pasar umum lainnya yaitu menggunakan uang berbahan bambu sebagai alat transaksinya. Sebelum memasuki pasar, pengunjung diarahkan untuk menukar uang tunai Rupiah mereka dengan uang bambu Pundensari di bank khusus. Uang bambu ini kemudian digunakan untuk bertransaksi dengan para pedagang. Sistem ini menyajikan pengalaman berbeda pada wisatawan sekaligus memberikan edukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan material ramah lingkungan. Dengan mempromosikan penggunaan bambu sebagai alat transaksi, kehadiran Pasar Pundensari secara tidak langsung mengajak masyarakat agar lebih sadar dan peduli akan keberlanjutan lingkungan.

Pasar Pundensari memiliki daya tarik utama terhadap para wisatawan yaitu keberagaman kuliner yang ditawarkan. Di pasar ini, pengunjung dapat menemukan berbagai hidangan tradisional yang telah menjadi bagian dari budaya lokal. Makanan yang dihidangkan seperti sego brokohan berupa nasi yang disajikan dengan lauk pauk khas Madiun serta Pecel Madiun yang segar dan menggugah selera menjadi menu favorit di kalangan wisatawan. Selain itu, minuman manis dan aneka hidangan es buah yang bermacam-macam juga banyak disajikan yang menjadi pilihan untuk menyegarkan hari.

oppo_2048

Keberadaan pedagang lokal yang menyajikan kuliner mereka di Pasar Pundensari tidak hanya memperkenalkan variasi kuliner kepada masyarakat luas tetapi juga mendukung perekonomian desa. Para pedagang di pasar ini merupakan masyarakat setempat yang mengandalkan keberadaan pasar sebagai sumber pendapatan mereka. Dengan menyajikan makanan dan minuman tradisional, mereka tidak hanya melestarikan resep-resep kuno dari para pendahulu tetapi juga memperkenalkan kekayaan kuliner Desa Gunungsari kepada wisatawan.

Lebih dari sekadar tempat berbelanja makanan, Pasar Pundensari juga menjadi ruang interaksi sosial yang penting bagi warga desa dan pengunjung. Berbagai acara budaya seperti pertunjukan musik akustik dan flashmob tarian Jawa sering diadakan untuk menghibur pengunjung sekaligus memperkenalkan budaya lokal. Selain untuk menarik perhatian wisatawan, acara-acara ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk mengekspresikan kreativitas mereka. Dengan adanya pertunjukan seni dan budaya ini, pasar tidak hanya berfungsi sebagai tempat transaksi ekonomi tetapi juga sebagai wadah untuk melestarikan tradisi dan budaya lokal. Pengunjung dapat merasakan atmosfer kehidupan desa yang autentik sambil menikmati hidangan lezat.

Dengan demikian, Pasar Pundensari bukan hanya menjadi tempat berbelanja makanan, namun bertransformasi menjadi simbol kehidupan sosial ekonomi yang dinamis di Desa Gunungsari. Melalui keberagaman kuliner, inovasi sistem transaksi unik, pemberdayaan masyarakat, serta ruang interaksi sosial yang kaya akan budaya, pasar ini berhasil menciptakan ekosistem pariwisata yang saling menguntungkan bagi semua pihak terlibat. Keberlanjutan inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan kolaborasi antara masyarakat lokal dan pengunjung, sebuah desa dapat berkembang tanpa kehilangan identitas budayanya. ( Rahadian Dwi Oktianto )

Still hungry? Here’s more