NASIONALISME TANPA BATAS DI PASAR PUNDESARI

Pasar Pundensari, sebuah pasar tradisional yang sederhana namun sarat makna, menjadi saksi hidup dari semangat nasionalisme tanpa batas. Di tempat ini, nasionalisme tidak hanya menjadi kata-kata abstrak yang terpampang di buku pelajaran, melainkan nyata, hidup, dan dirasakan oleh setiap individu yang hadir. Di antara deretan kios dan lapak yang menjual segala makanan dan minuman tradisional, terselip sebuah tradisi unik yang menjadi perekat komunitas. Tradisi ini adalah cerminan dari semangat kebangsaan yang tumbuh subur di tengah hiruk-pikuk aktivitas pasar.

Setiap pagi, tepat pukul delapan, denting lonceng kecil terdengar menggema di seluruh penjuru pasar. Lonceng itu bukan sekadar tanda dimulainya aktivitas jual beli, tetapi sebuah panggilan bagi semua orang di pasar untuk sejenak menghentikan aktivitas mereka. Para penjual yang sedang sibuk menata dagangan, pembeli yang sedang asyik memilih barang, hingga anak-anak yang berlarian di sekitar pasar, semuanya serentak berhenti. Dalam sekejap, pasar yang sebelumnya riuh rendah berubah menjadi hening.

Di tengah keheningan itu, lagu kebangsaan Indonesia Raya mulai berkumandang dari pengeras suara yang dipasang di beberapa sudut pasar. Suara alunan musik itu menggetarkan hati, membawa semua orang yang hadir pada sebuah momen refleksi akan makna kebangsaan. Dengan penuh khidmat, para penjual dan pembeli berdiri tegak. Mereka meletakkan tangan di dada, mengikuti irama lagu dengan suara lantang yang mencerminkan rasa bangga dan cinta tanah air.

Di saat itulah, batas-batas sosial, ekonomi, dan bahkan budaya seolah lenyap. Tidak ada lagi perbedaan antara penjual dan pembeli, antara yang tua dan muda, atau antara yang berasal dari berbagai latar belakang daerah. Semua orang yang hadir di pasar menjadi satu dalam semangat persatuan. Mereka bukan lagi sekadar individu yang menjalankan aktivitas sehari-hari, melainkan bagian dari sebuah bangsa yang besar dan beragam.

Tradisi ini tidak muncul begitu saja. Tradisi menyanyikan lagu kebangsaan di Pasar Pundensari dimulai oleh seorang pendiri pasar pundensari yang prihatin akan mulai pudarnya rasa nasionalisme di kalangan generasi muda. Ia percaya bahwa nasionalisme tidak hanya bisa diajarkan melalui buku atau seminar, tetapi harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari. Pasar, sebagai pusat interaksi masyarakat, dipilih sebagai tempat untuk menghidupkan kembali semangat itu.

Lagu kebangsaan adalah pengingat bagi kita semua bahwa di tengah kesibukan dan perjuangan hidup, kita masih memiliki tanggung jawab sebagai bagian dari bangsa ini. Tradisi ini bukan hanya sekadar rutinitas, tetapi sebuah ritual yang menguatkan rasa memiliki terhadap bangsa dan negara. Tradisi ini juga memiliki dampak positif yang luar biasa terhadap komunitas pasar. Para pedagang merasa lebih saling menghargai satu sama lain. Mereka tidak lagi hanya memikirkan keuntungan pribadi, tetapi juga bagaimana keberadaan mereka dapat memberi manfaat bagi komunitas yang lebih luas. Di sisi lain, para pengunjung pasar merasa bahwa mereka bukan sekadar konsumen, melainkan bagian dari sebuah komunitas yang lebih besar.

Pasar Pundensari telah membuktikan bahwa nasionalisme tidak harus selalu diwujudkan dalam bentuk yang megah atau formal. Nasionalisme bisa hadir dalam kesederhanaan, seperti berdiri tegak bersama-sama dan menyanyikan lagu kebangsaan di pasar tradisional. Momen ini menjadi pengingat bahwa kebangsaan adalah tentang rasa memiliki dan saling menghormati di antara sesama warga negara. Tradisi ini juga memberikan pelajaran berharga bahwa nasionalisme bukanlah sesuatu yang statis, melainkan dinamis dan terus berkembang sesuai dengan konteks zaman. Di tengah era globalisasi dan modernisasi yang semakin pesat, Pasar Pundesari menjadi oase yang menunjukkan bahwa nilai-nilai kebangsaan tetap relevan dan penting untuk dijaga.

Dengan semangat kebersamaan yang terpancar di setiap sudutnya, Pasar Pundensari tidak hanya menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli, tetapi juga wadah di mana semangat kebangsaan terus dipupuk dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Nasionalisme di Pasar Pundensari adalah bukti nyata bahwa cinta tanah air bisa tumbuh dari hal-hal sederhana, namun memiliki makna yang mendalam dan abadi. ( Rafael Febriantinus Prasetyo )

Still hungry? Here’s more