MANUSKRIP LONTAR AKSARA JAWA SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN KEKAYAAN MANUSKRIP LOCAL

Salah satu warisan budaya yang berisi informasi mengenai kehidupan dan peninggalan pada masa lampau adalah manuskrip. Manuskrip merupakan sebuah dokumen yang ditulis dengan tangan dan memuat berbagai informasi agar generasi selanjutnya mengetahui sejarah atau kejadian atau hal yang sudah terjadi di masa lampau. Adanya manuskrip selain sebagai peninggalan budaya, kita dapat mempelajari berbagai macam adat istiadat, sejarah, prasasti, politik, ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya yang ada di masa lampau. Manuskrip yang ada di Jawa kebanyakan ditulis dengan aksara jawa. Manuskrip atau naskah atau karya tulis ini hanya ditulis menggunakan alat tulis dan tangan karena pada zaman itu belum ditemukan teknologi atau alat print atau alat tulis yang berteknologi seperti mesin ketik, mesin cetak, komputer. Penulisan naskah dimaksud dilakukan pada masa lalu, tatkala alat tulis mekanik belum ada dan belum meluas penggunaannya.

Sertifikat pelatihan versi bahasa dan aksara Jawa di lontar

Meskipun manuskrip merupakan dokumen yang ditulis dengan tangan, akan tetapi tulisan tersebut sudah berumur sangat lama sehingga sangat memungkinkan jika sudah termakan oleh waktu maka dokumen yang ditulis oleh tangan tersebut akan memudar atau tidak bisa di baca lagi, oleh karena itu untuk mempertahankan dokumen tertulis tersebut agar bisa diteruskan oleh generasi selanjutnya, maka kita harus belajar menulis dengan tulisan aksara jawa yang sudah tertulis di manuskrip tersebut. Manuskrip atau naskah-naskah tertulis tersebut sangat layak untuk dilestarikan, alasannya karena selain menjadi salah satu warisan budaya juga merupakan merupakan identitas, kebanggaan dan warisan budaya yang berharga. Secara sosial budaya, naskah memuat nilai-nilai yang masih relevan dengan kehidupan sekarang, sehingga menjadi sebuah tanggung jawab telah berada di pundak kita untuk mengungkap ‘mutiara’ yang terkandung di dalamnya.

Wisatawan asing belajar manuskrip lontar aksara Jawa

Tentu saja untuk melestarikan manuskrip atau naskah-naskah tertulis ini memiliki tantangan tersendiri. Pelestarian manuskrip tertulis ini menghadapi tantangan besar, terutama dari faktor usia, kerusakan fisik, dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya warisan budaya ini. Daun lontar yang menjadi media tulis sangat rentan terhadap kelembaban, jamur, dan hama, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen. Selain itu, kurangnya kemampuan membaca aksara Jawa di kalangan generasi muda menjadi hambatan dalam memahami dan mengapresiasi isi manuskrip yang tertulis dengan aksara jawa.

Pada Desa Gunungsari yang berlokasi di Kabupaten Madiun, Jawa Timur merupakan tempat atau suatu desa yang masih memiliki kekentalan terhadap tradisi atau unsur jawa. Tidak heran bahwa Desa Gunungsari merupakan salah satu tempat yang dikenal sebagai pusat kebudayaan lokal yang masih memelihara tradisi membaca dan menulis aksara Jawa. Beberapa warga desa terutama warga yang sudah lama tinggal di Desa Gunungsari masih memegang erat tradisi jawa agar tradisi jawa tersebut tidak punah atau tidak hilang termakan oleh zaman yang semakin maju ini dimana tradisi lama atau tradisi tradisional sudah mulai terlupakan di berbagai daerah.

Mengenalkan aksara Jawa kepada wisatawan

Salah satu tradisi atau unsur jawa yang masih melekat di Desa Gunungsari yaitu menulis aksara jawa. Desa Gunungsari sudah kental dengan kalimat atau tulisan aksara jawa sehingga salah satu peninggalan budaya yaitu manuskrip dapat dilestarikan di desa ini. Pada Pasar Pundensari yang terletak di desa tersebut terdapat papan tulis yang berisikan tulisan atau huruf aksara jawa, hal itu dipergunakan untuk memperkenalkan aksara jawa kepada pengunjung yang ada di Pasar Pundensari. Selain itu terdapat pelatihan penulisan aksara jawa bagi yang ingin belajar dan mengenal huruf jawa tersebut.

Wisatawan Rusia menunjukkan hasil nyerat lontar

Hal ini menarik perhatian wisatawan mancanegara, termasuk bule yang memiliki minat mendalam untuk mempelajari budaya Jawa melalui manuskrip lontar. Salah satu wisatawan yang berasal dari Rusia ingin mengenal dan mempelajari penulisan dari aksara jawa melalui penulisan manuskrip lontar. Salah satu alasan wisatawan asing tertarik untuk mempelajari penulisan manuskrip adalah Manuskrip lontar aksara Jawa menawarkan pengalaman otentik yang sulit ditemukan di tempat lain. Wisatawan asing sering kali terpesona oleh keindahan aksara Jawa dan kedalaman isi manuskrip yang mencerminkan kebijaksanaan lokal. Oleh karena itu wisatawan asing tertarik untuk belajar langsung dari para ahli atau masyarakat yang masih menjaga tradisi membaca dan menulis aksara Jawa. Interaksi ini memberikan kesempatan untuk memahami kehidupan sehari-hari dan filosofi masyarakat Jawa. Kehadiran mereka memberikan energi dan semangat baru dalam pelestarian manuskrip, sekaligus membuka peluang untuk memperkenalkan kekayaan budaya lokal ke dunia internasional. ( Faris Fakhruddin )

Still hungry? Here’s more