Desa Wisata Gunungsari, yang terletak di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, adalah salah satu contoh nyata dari sebuah desa yang berhasil memadukan potensi wisata dengan kesadaran lingkungan. Desa ini tak hanya menawarkan wisata bagi pengunjung, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai pelestarian lingkungan melalui program pemilahan sampah dari sumbernya, yakni rumah tangga. Dengan tekad untuk menjadi desa wisata yang berwawasan lingkungan, Gunungsari berhasil mengintegrasikan aspek lingkungan dalam setiap aktivitas sehari-hari masyarakatnya.
Langkah awal yang dilakukan oleh Desa Gunungsari adalah membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemilahan sampah. Warga desa diajarkan cara memilah sampah sejak di rumah tangga. Dalam foto, terlihat poster edukasi yang ditempelkan di dinding, memberikan panduan tentang jenis-jenis plastik seperti PETE (Polyethylene Terephthalate), HDPE (High Density Polyethylene), LDPE (Low Density Polyethylene), dan PP (Polypropylene). Edukasi seperti ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang jenis-jenis sampah yang mereka hasilkan setiap hari dan cara memilahnya. Edukasi juga ini melibatkan pembagian jenis sampah menjadi tiga kategori utama: organik, anorganik, dan sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Proses ini tidak hanya mencegah pencemaran lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah pada pengolahan sampah.
Melalui sosialisasi dan pelatihan, masyarakat menyadari bahwa sampah tidak hanya menjadi masalah, tetapi juga peluang. Sampah organik diolah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk pertanian lokal, sedangkan sampah anorganik seperti plastik dan kertas dikumpulkan untuk didaur ulang atau dijual. Sementara itu, sampah B3 diperlakukan secara khusus agar tidak mencemari lingkungan.
Untuk mendukung upaya pemilahan sampah, setiap rumah tangga di Desa Gunungsari diberikan tempat sampah terpilah. Fasilitas ini memudahkan warga dalam memilah sampah sesuai kategorinya. Selain itu, desa menyediakan titik pengumpulan sampah terpilah yang tersebar di berbagai lokasi strategis. Dengan sistem ini, proses pengangkutan sampah menjadi lebih efisien karena petugas pengangkut tidak lagi harus memilah sampah di tempat pembuangan.
Tahap berikutnya adalah pengangkutan sampah yang telah dipilah ke hanggar pengolahan sampah. Dalam foto tersebut, sampah-sampah rumah tangga dikumpulkan dan diangkut oleh petugas desa menggunakan kendaraan bak terbuka. Sampah-sampah ini kemudian dibawa ke fasilitas pengolahan yang dirancang khusus untuk mendaur ulang dan mengelola sampah dengan baik.
Setelah sampah terpilah dikumpulkan, desa memiliki sistem pengolahan terpadu yang melibatkan masyarakat secara langsung. Sampah-sampah diolah di hanggar pengolahan sampah yang dikelola secara mandiri. Sampah organik diproses di tempat pengolahan sampah menjadi pupuk kompos. Hasil kompos ini tidak hanya digunakan oleh petani lokal, tetapi juga dijual kepada pihak luar, memberikan manfaat ekonomi bagi desa.
Di sisi lain, sampah anorganik seperti plastik, kertas, dan kaleng diproses lebih lanjut untuk didaur ulang atau dijual ke industri daur ulang. Proses ini tidak hanya mengurangi volume sampah yang berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), tetapi juga membantu menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat desa.
Sebagai desa wisata, Gunungsari menjadikan program pemilahan sampah ini sebagai bagian dari daya tariknya. Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga diajak untuk belajar tentang pentingnya pengelolaan sampah. Salah satu destinasi edukasi adalah Pasar Pundensari, sebuah pasar tradisional di desa ini yang menerapkan sistem pemilahan sampah. Setiap pedagang dan pengunjung pasar diajak untuk memilah sampah mereka sesuai kategori yang ditentukan.
Desa Wisata Gunungsari membuktikan bahwa perubahan besar dapat dimulai dari langkah kecil, seperti memilah sampah di rumah tangga. Dengan komitmen yang kuat dari masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, desa ini menjadi contoh nyata bagaimana sebuah desa wisata dapat berwawasan lingkungan hidup.
Melalui program pemilahan sampah dari sumbernya, Desa Wisata Gunungsari tidak hanya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungannya, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan edukasi. Desa ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk mengintegrasikan pengelolaan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari. ( Mukhtar Amirul Mukminin )