GOTONG ROYONG SEBAGAI ALAT TRANSFER PENGETAHUAN LOKAL

Gotong royong tidak hanya mencerminkan cara kerja kolektif, tetapi juga menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur, seperti saling membantu, peduli, dan menghormati satu sama lain. Konsep ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman dahulu, khususnya di kalangan masyarakat desa, di mana solidaritas dan kebersamaan menjadi kunci dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Gotong royong adalah salah satu nilai budaya Indonesia yang mencerminkan semangat kebersamaan dan kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Istilah “gotong royong” berasal dari bahasa Jawa, di mana “gotong” berarti mengangkat atau memikul, sedangkan “royong” berarti bersama-sama. Secara keseluruhan, gotong royong dapat diartikan sebagai kegiatan kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi kepentingan bersama.

Pada zaman modern ini, kegiatan gotong royong sudah jarang dilakukan terutama pada wilayah perkotaan, tidak sedikit orang yang lebih fokus pada kebutuhan dan kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan bersama. Pola pikir individualistis ini sering kali muncul akibat perubahan gaya hidup yang lebih kompetitif. Masyarakat modern tidak jarang sibuk dengan pekerjaan, sekolah, atau kegiatan lainnya, sehingga sulit meluangkan waktu untuk ikut serta dalam kegiatan gotong royong. Kesibukan ini membuat orang lebih memilih menyelesaikan pekerjaan secara mandiri atau menyewa jasa profesional. Adanya perkembangan teknologi juga dapat mempermudah banyak hal, tetapi juga mengurangi kebutuhan untuk berkumpul secara langsung. Sebagai contoh, pekerjaan yang dulu dilakukan bersama-sama kini dapat digantikan dengan alat modern atau layanan online.

Kegiatan Gotong royong ini tidak boleh ditinggalkan begitu saja dalam lingkungan masyarakat karena kegiatan tersebut merupakan salah satu ciri khas budaya Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan. Di tengah arus modernisasi yang sering kali membawa individualisme, semangat gotong royong tetap relevan untuk memperkuat persatuan dan menciptakan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menerapkan gotong royong, masyarakat tidak hanya membangun lingkungan yang lebih baik tetapi juga menumbuhkan rasa solidaritas yang menjadi modal sosial bagi kemajuan bangsa. Manfaat yang didapatkan dari kegiatan gotong royong selain menumbuhkan dan meningkatkan solidaritas antar sesama juga dapat menjadi sarana atau media untuk berbagi dan mewariskan kearifan lokal, tradisi, serta pengetahuan praktis dari generasi ke generasi dalam suatu komunitas.

Desa Gunungsari yang berlokasi di Kabupaten Madiun, kegiatan gotong royong masih rutin dilakukan pada saat desa tersebut terdapat suatu acara yang membutuhkan masyarakat desa untuk ikut berpatisipasi dalam kegiatan goyong royong tersebut. Pada Desa Gunungsari tingkat solidaritas antar sesama lebih erat dari pada masyarakat yang ada di kota karena kehidupan di desa umumnya hidup dalam pola kehidupan yang lebih kolektif. Mereka saling mengenal satu sama lain, bahkan hingga detail keluarga. Hubungan yang erat ini memupuk rasa kebersamaan dan keinginan untuk saling membantu dalam berbagai situasi. Selain itu masyarakat desa cenderung saling bergantung satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan tertentu, seperti pertanian, perkebunan, atau perbaikan fasilitas umum. Ketergantungan ini mendorong terciptanya hubungan yang kuat dan saling mendukung antar masyarakat Desa Gunungsari Kabupaten Madiun. Solidaritas masyarakat Desa Gunungsari terlihat ketika terdapat acara membangun Pasar Pundensari di desa tersebut, kebanyakan masyarakat Desa Gunungsari juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong di Pasar Pundensari.

Pada kegiatan gotong royong di Desa Gunungsari tersebut terlihat masyarakat berantusias membantu dalam membangun Pasar Pundensari. Pada kegiatan gotong royong dalam membangun Pasar Pundensari, selain meningkatkan solidaritas juga masyarakat desa saling membagikan ilmu atau keterampilannya kepada sesama sehingga masyarakat yang belum mengetahui mengenai hal itu akan menjadi tahu. Hal inilah yang membuktikan dari kegiatan gotong royong selain membentuk dan meningkatkan solidaritas juga sebagai sarana atau media pembelajaran langsung sehingga individu atau generasi muda yang terlibat dalam kegiatan gotong royong menjadi sarana untuk menambah keterampilan dan wawasannya. ( Faris Fakhruddin )

Still hungry? Here’s more