ESTAFET LINTAS GENERASI DEMI MENJAGA PESONA DESA WISATA GUNUNGSARI

Desa Wisata Gunungsari di Kabupaten Madiun tidak hanya menjadi tempat yang memikat wisatawan dengan pesona alam dan budayanya, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi lintas generasi dapat melestarikan dan mengembangkan potensi lokal. Dalam setiap sudut desa, tampak harmoni antara tradisi yang dijaga oleh generasi terdahulu dan inovasi yang diusung oleh generasi muda.

Salah satu wujud nyata dari kolaborasi lintas generasi ini terlihat di Pasar Pundensari, sebuah pasar tradisional yang dikelola oleh masyarakat desa. Di sana, terlihat dua perempuan, salah satunya dari generasi lebih tua dan lainnya dari generasi muda, bekerja sama sebagai petugas di bank penukaran uang lokal. Dengan senyum ramah dan busana tradisional, mereka menyambut para pengunjung. Kehadiran mereka menjadi simbol estafet tanggung jawab untuk terus menjaga keramahan dan kekayaan budaya desa, sekaligus menghadirkan inovasi layanan untuk kenyamanan wisatawan.

oppo_2048

Tidak jauh dari pasar, suara lembut alunan gamelan mengisi udara. Pertunjukan seni tradisional “cokekan” menjadi salah satu daya tarik utama desa ini. Yang menarik, pelaku seni cokekan di Desa Gunungsari kini tidak hanya berasal dari generasi tua yang telah lama melestarikan kesenian ini, tetapi juga dari generasi milenial yang dengan penuh semangat ikut tampil dan belajar. Salah satu di antaranya adalah seorang gadis muda berbaju kebaya ungu yang dengan anggun menyanyikan tembang Jawa diiringi gamelan. Kehadirannya membuktikan bahwa seni tradisional mampu tetap relevan di tangan generasi muda yang mencintai budaya leluhur mereka.

Komitmen untuk menjaga dan mengembangkan Desa Wisata Gunungsari juga mendapat pengakuan di tingkat regional. Irvan Harjianto, seorang pemuda asal desa ini, berhasil meraih penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Provinsi Jawa Timur pada tahun 2022 dalam bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Pariwisata. Penghargaan ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi Desa Gunungsari, tetapi juga menunjukkan bahwa semangat anak muda untuk mengelola pariwisata berbasis kearifan lokal dapat membawa dampak besar bagi komunitas.

Irvan, bersama timnya, berperan penting dalam mengembangkan konsep pariwisata berbasis masyarakat. Melalui berbagai inovasi seperti pelatihan kepada warga, pengelolaan limbah ramah lingkungan, hingga pengembangan atraksi wisata baru, ia telah menciptakan peluang bagi generasi muda untuk aktif berkontribusi. Dengan demikian, tidak hanya tradisi yang tetap hidup, tetapi juga muncul potensi baru yang dapat membawa desa ini lebih maju.

Keberhasilan Desa Wisata Gunungsari dalam mengelola pariwisata lintas generasi ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang saling bekerja sama. Generasi tua menjadi penjaga nilai-nilai tradisional dan warisan budaya, sementara generasi muda hadir sebagai inovator yang memberikan sentuhan modern untuk menarik lebih banyak wisatawan. Sinergi ini menjadikan Gunungsari bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga contoh model pembangunan berbasis partisipasi masyarakat.

Melalui program-program pariwisata, desa ini tidak hanya memberikan pengalaman unik kepada wisatawan, tetapi juga mengajarkan pentingnya keberlanjutan. Setiap pengunjung yang datang akan merasakan kehangatan budaya lokal, sekaligus belajar tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan modernitas. Dari pelayanan di Pasar Pundensari hingga pertunjukan seni cokekan dan penghargaan untuk pengelolaan lingkungan, semua mencerminkan dedikasi warga desa untuk menjaga pesona Gunungsari agar tetap hidup.

Estafet lintas generasi ini menjadi bukti bahwa kemajuan sebuah desa tidak hanya bergantung pada teknologi atau pembangunan fisik, tetapi juga pada kekuatan kolaborasi antara generasi. Desa Wisata Gunungsari menunjukkan kepada dunia bahwa dengan semangat gotong-royong, inovasi, dan cinta pada budaya, sebuah komunitas dapat berkembang tanpa melupakan akar tradisionalnya. Keberhasilan ini menjadi inspirasi bagi desa-desa lain untuk menggali potensi lokal mereka dan melibatkan seluruh generasi dalam pembangunan. (Rafael Febriantinus Prasetyo)

Still hungry? Here’s more