MEMBANGUN SDM BERKELANJUTAN DI DESA WISATA GUNUNGSARI

Desa Gunungsari, yang terletak di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tak hanya menyajikan wisata dengan nuansa lokal, tapi juga menyajikan wisata berbasis edukasi yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM). Mengusung konsep wisata edukasi, desa ini menawarkan pengalaman belajar yang inovatif dan bermanfaat bagi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Pada tahap usia dini, belajar sambil bermain adalah metode yang paling efektif untuk menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai positif. Wisata edukasi memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk menjelajahi dunia sekitar mereka dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Aktivitas seperti mengenal alam, memahami ekosistem, hingga belajar keterampilan dasar, seperti bercocok tanam atau membuat kerajinan tangan, membantu anak-anak mengembangkan rasa ingin tahu dan keterampilan motorik mereka.

Di Gunungsari, konsep wisata hijau menjadi bagian tak terpisahkan. Fokusnya adalah Sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pengembangan konsep berwisata yang dapat dapat memberikan dampak jangka panjang. Baik itu terhadap lingkungan, sosial, budaya, serta ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi seluruh masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung. Kegiatan ini tidak hanya membawa dampak positif bagi alam, tetapi juga mempererat hubungan antara pengunjung dan warga lokal. Wisatawan bisa belajar langsung dari masyarakat desa tentang cara menjaga lingkungan, sementara warga mendapat manfaat dari interaksi budaya yang memperkaya wawasan mereka.

Dalam wisata edukasi, anak-anak memiliki kesempatan untuk belajar bahasa asing langsung dari penutur asli (native speaker). Salah satu daya tarik wisata edukasi di Desa Gunungsari adalah kesempatan untuk belajar bahasa asing langsung dari penutur asli. Program ini dirancang untuk anak-anak dan remaja yang ingin meningkatkan kemampuan berbahasa mereka. Dalam suasana yang santai, peserta diajak untuk berbincang langsung dengan native speaker.

Metode ini memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan belajar di kelas. Anak-anak dapat mendengar aksen asli, memahami cara berbicara sehari-hari, dan belajar budaya baru melalui percakapan langsung. Hal ini tidak hanya meningkatkan kemampuan bahasa mereka, tetapi juga memperluas wawasan dan membangun rasa percaya diri.

Selain itu, Desa Gunungsari juga memprioritaskan pelestarian budaya lokal, khususnya aksara Jawa. Aksara ini, yang merupakan warisan budaya tak benda, diperkenalkan melalui berbagai pelatihan dan workshop. Para peserta diajarkan membaca, menulis, dan memahami sejarah aksara Jawa. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melestarikan bahasa lokal sebagai identitas budaya, terutama di tengah arus modernisasi yang sering kali menggerus nilai-nilai tradisional. Dengan pendekatan ini, aksara Jawa tidak hanya menjadi simbol budaya, tetapi juga alat edukasi yang memperkuat karakter masyarakat.

Di sisi lain, Desa Gunungsari juga menyediakan pelatihan keterampilan hidup (life skills) sebagai bekal untuk menghadapi tantangan masa depan. Salah satu program yang menarik perhatian adalah pelatihan pengelolaan kompos yang melibatkan masyarakat setempat. Peserta dilatih untuk memanfaatkan limbah organik menjadi kompos yang bermanfaat bagi pertanian. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan praktis, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan keberlanjutan. Dengan adanya pelatihan seperti ini, Desa Gunungsari mampu membangun generasi yang lebih tangguh dan mandiri.

Sebagai desa wisata, Gunungsari menghadirkan ekosistem yang mendukung pembelajaran berkelanjutan. Keberhasilan desa ini tidak terlepas dari peran aktif komunitas lokal yaitu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Setopuro, dan berbagai pihak lainnya dalam mengembangkan program-program berbasis pendidikan.

Desa Gunungsari adalah bukti nyata bahwa pengembangan SDM dapat dilakukan secara holistik melalui konsep desa wisata. Wisata edukasi yang ditawarkan tidak hanya memberikan manfaat bagi pengunjung, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal. Dengan program-program inovatifnya, Desa Gunungsari layak menjadi contoh bagi daerah lain yang ingin mengembangkan wisata berbasis pendidikan. (Mukhtar Amirul Mukminin)

Still hungry? Here’s more