3 NILAI UTAMA PENDIDIKAN DALAM ATRAKSI KRIYA DEKORASI JANUR

Kriya dekorasi janur memiliki akar yang mendalam dalam budaya masyarakat Nusantara, khususnya dalam konteks tradisi adat dan ritual keagamaan. Sejak zaman dahulu, janur, yang merupakan daun kelapa muda, telah dipakai sebagai simbol kesucian, kesuburan, dan keberuntungan. Dalam budaya Jawa, janur disusun dalam bentuk “kembar mayang” untuk prosesi pernikahan, sedangkan di Bali, janur digunakan untuk menghiasi “penjor” sebagai bentuk penghormatan kepada para dewa. Seiring berjalannya waktu, seni kriya janur telah mengalami perkembangan dari sekadar elemen adat menjadi dekorasi yang digunakan dalam berbagai acara modern, seperti festival, pameran seni, dan atraksi wisata. Di Desa Gunungsari, Madiun, tradisi ini terus dilestarikan oleh pengrajin lokal yang kreatif. Mereka tidak hanya berupaya menjaga warisan budaya ini tetap hidup, tetapi juga memperkenalkan kekayaan budaya tersebut kepada dunia internasional.

Saat ini, janur telah mendapatkan pengakuan global. Wisatawan dari berbagai negara, termasuk Rusia dan Prancis, datang ke Desa Gunungsari untuk mempelajari seni kriya janur. Tradisi ini tidak hanya berfungsi sebagai simbol budaya lokal, tetapi juga sebagai jembatan budaya yang mempererat hubungan antarbangsa. Kriya janur, dengan kesederhanaan dan keindahannya, merupakan bukti bahwa seni tradisional mampu melampaui batas waktu dan ruang, sehingga menjadikannya bagian integral dari panggung dunia.

Pada suatu pagi yang cerah, suasana di pendopo bambu Desa Gunungsari dipenuhi dengan canda tawa baik dari wisatawan maupun penduduk lokal. Di bawah arahan seorang pengrajin lokal, seorang wisatawan asal Rusia bernama Rafael, tampak sangat antusias mencoba membuat keris dari janur. Meskipun pada awalnya ia mengalami kesulitan, Rafael dengan sabar mengikuti petunjuk yang diberikan. Setelah beberapa waktu berlatih melipat dan merangkai janur, ia akhirnya berhasil menciptakan keris pertamanya. Bersama dengan Rafael, Elena, yang juga berasal dari Rusia, menunjukkan keterampilan yang lebih baik dalam pembuatan keris janur. Ia sangat fokus memperhatikan setiap detail, memastikan setiap lipatan janur terpasang dengan rapi.

Di sisi lain pendopo, Selim, seorang wisatawan asal Prancis, memilih untuk menciptakan dekorasi janur yang lebih artistik. Ia merangkai janur menjadi bentuk keris. Selain menciptakan karya seni, Selim juga membagikan pengetahuan kepada anak-anak desa yang turut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dengan penuh kesabaran, ia mengajarkan teknik melipat dan menyusun janur, serta memberikan pujian kepada anak-anak atas kreativitas yang mereka tunjukkan. Interaksi yang terjalin antara wisatawan dan anak-anak menciptakan suasana yang penuh kehangatan. Anak-anak desa tampak senang belajar dari Selim, sementara Selim pun merasakan inspirasi dari semangat dan rasa ingin tahu mereka. Aktivitas ini tidak hanya sebagai sarana untuk mempelajari seni kriya janur, tetapi juga sebagai upaya untuk mempererat hubungan dan memperkenalkan budaya Indonesia kepada dunia.

Kegiatan ini berlangsung di tengah pemandangan desa yang asri. Pendopo tempat kegiatan diselenggarakan dikelilingi oleh hamparan sawah hijau dan pepohonan menciptakan suasana yang tenang serta menyegarkan. Suara burung berkicau dan semilir angin menambah keistimewaan momen ini. Selain berkreasi, para peserta juga disuguhi kuliner khas desa, seperti nasi pecel dan getuk lindri, yang memperkaya pengalaman budaya mereka.

Para pengrajin lokal yang memandu kegiatan ini merasa bangga karena seni kriya janur mereka semakin dikenal secara luas. Kriya janur di Desa Gunungsari bukan semata-mata aktivitas seni, melainkan juga simbol kebersamaan dan pertukaran budaya. Tradisi ini mengajarkan nilai-nilai kreativitas, kerja sama, dan penghargaan terhadap warisan budaya. Melalui keterampilan para pengrajin, semangat wisatawan seperti Rafael, Elena, dan Selim, serta antusiasme anak-anak, seni kriya janur akan terus hidup dan menjadi kebanggaan budaya Indonesia di mata dunia. ( Hosea Gready Johti )

Still hungry? Here’s more